Ternyata aku sudah berada di tempat lain yang sepertinya sudah tak asing lagi…
tapi dimana ya ???
“Baik, tiba saatnya kita
pada sesi pertanyaan. Silahkan bagi penonton yang ingin bertanya angkat
tangannya! Yaak… silahkan! “
Seru seseorang yang
sepertinya menjadi pembawa acara di acara ini. Sambil bingung, aku lihat
sekeliling banyak sekali penonton dihadapanku. Ditambah kenapa aku tiba-tiba
memakai jas bagus dan rapi. Seketika aku baru menyadari bahwa aku berada di
acara seperti Mario Teguh dan aku yang jadi seperti Mario Teguhnya.
Ohh meenn…. Apa-apaan ini ? Oh iyaa..
inikan masih di dalam mimpi. Oke, nggak masalah”
Batinku sembari mendengarkan pertanyaan
yang samar dari seorang ibu yang cantik
nan anggun J
“Nama saya Dewi Sari.
Begini Pak, saya dulu sempat diejek..bahkan dihina oleh seorang teman saya
sewaktu kuliah bahwa saya nggak akan pernah sukses.. Jangan kan sukses, dia
juga bilang berprestasi di kampus saja mungkin tidak bisa. Tapi sekarang saya
sudah buktikan bahwa saya bisa seperti ini. Saya bekerja disebuah perusahaan
yang bergerak di bidang IT dan menjadi salah satu petinggi disana. Nahh.. pada
suatu hari.. melalui facebook dia meminta maaf kepada saya karena sudah pernah
menghina saya dan dengan mudahnya kemudian dia meminta untuk dicarikan
pekerjaan di perusahaan tempat saya bekerja. Jujur saya masih tidak bisa
melupakan hinaan dari dia karena pada waktu itu sungguh menyakitkan hati hinaan
tesebut. Jadi apakah yang seharusnya saya lakukan dengan teman saya itu.
Walaupun ada rasa kasihan juga karena sejak lulus hingga sekarang dia belum
punya pekerjaan tetap. Terima kasih”
Disertai tepuk tangan
dari penonton lain setelah Ibu Dewi memaparkan pertanyaannya, aku sedikit
melonggarkan kerah dan meneguk air ludahku agak
berat karena msekipun pertanyaan itu umum, tapi ini kan baru pertama kalinya ku
di depan banyak sebagai obyek mereka. Dan lagi.. aku disadarkan dengan pikiran
bahwa ini semua hanya mimpi.
Yeah.. It’s just a dream. My dreams!
Aku susun segera
kepercayaan diriku yang sebelumnya jantung berdetak dua kali lebih cepat saat
aku tidur (aku kan memang masih tidur sebenarnya #ngakak) dan sekarang siap
untuk menjawab pertanyaan ibu itu. Dengan satu tarikan nafas agak panjang dan .
. .
“Baik, pertanyaan dari
Ibu Dewi.. Sempat dihina.. dulu ya bu waktu kuliah dan sekarang masih kesal
dengan hinaan itu. Begini sahabat – sahabat ku yang suuperr. Hidup itu memang
penuh celaan. Entah itu yang kita ketahui maupun tidak. Tapi bukan berarti dari
celaan itu kita sakit hati terus menerus. Kadangkala kita justru berterima
kasih kepada mereka yang mencela kita.
Bisa jadi dengan hadirnya celaan itu kita bisa lebih giat lagi, lebih giat
dalam menambah ilmu kita, menambah dalam beribadah, dan menambah usaha kita
untuk menunjukkan kepada mereka dan dunia baha KITA BISA!!!
Coba anda bayangkan, jika tanpa celaan itu kita mugkin masih ‘jalan di tempat’
dan menganggap semuanya normal dan serba cukup tanpa harus melakukan hal yang
extra. Dan itu mungkin awal anda jauh dari kata ‘SUKSES’ itu. “
Di acara ini, pasti ada
layar yang bisa dituliskan dengan pena digital. Entah apa namanya.. aku
tuliskan saja sebuah kata – kata yang tiba-tiba datang melewati otakku yang
ukurannya tidak begitu besar ini.
Ulat akan dipuji dan diakui setelah menjadi
kupu-kupu
Manusia pun demikian
Akan diakui dan dipuji setelah mencapai “kesuksesan”
Dan ketika belum menggapai kata “sukses” itu
Kita takkan dianggap siapa-siapa atau bahkan akan dihina
Janji-NYA kan terbukti.. bahwa semua akan indah pada waktunya..
“Dan... Sebagai sesama
manusia kita wajib untuk memaafkan. Bahkan kita harusnya berterima kasih dengan
kata-kata pedas mereka, kita bisa
menjadi seperti ini. Meminta maaf itu mudah, tapi memaafkan itu sulit. Hal
sulit itulah yang membuat kita lebih mulia jika kita bisa melakukannya dengan
ikhlas yaitu memaafkan . ITU!!!!“
Prook..prook..prook…suara
sepatu kuda.. hehehe ya bukan lah..
suara tepuk tangan penonton yang meriah setelah aku berucap kata ITU!!! Sambil
menunjukkan jari telunjukku ke depan. Ehmm… entah perasaan apa yang aku rasakan
sekarang. Walaupun hanya mimpi tapi tepuk tangan mereka seperti
merasuk ke saraf otak dan membuat ku tersenyum , senyum yang sangat lebar dan
tidak bisa sedikit menutupi kegembiraanku pada waktu itu. Hingga pada akhirnya…
“Ehemmm….Ehemm….” Suara serak berat terdengar dan sepertinya
aku pernah mengenal suara itu.
“Enak tidurnya, mas?
Mimpi apa?” Senyum setengah ikhlas
bahkan tidak ikhlas sama sekali yang terpampang nyata di depanku. Yup.. betul
sekali. Senyum dari Pak Robert Sujarwo.
“Eeee…enak pak. Tadi
mimpiin bapak. Eh…” Jawabku PD dengan senyum cengar cengir, tapi sebentar. Apakah ini mimpi atau bukan?
“Hahahahahaa….”
“S E M U A D I A A A M !!! Siapa nama kamu?”
Tegas Pak Robert agar
seisi ruangan diam. Sambil melototin aku meski kali ini tidak tepat
dihadapanku tapi ngeri´juga
melihatnya marah.
“Sial, ini
berarti aku sudah bangun dan benar-benar nggak di dalam mimpi. Aduuh..gawatt!”
“Na...nama saya
Enca,pak.. bukan Caca.” Jawaban yang
sangat bodoh ku katakan ke pak Rbert yang jelas pasti tambah marah karena aku
tertidur tadi.
“Baru hari pertama masuk
kuliah sudah berani yaa… Untung masih pertama bertemu jadi untuk kali ini saya
maafkan. Tapi untuk lain kali tidak ada maaf bagi kamu dan juga bagi kalian
semua yang gaduh, tidak memperhatikan, bermain gadget, dan tidur seperti mas Caca yang ganteng ini.”
Dengan kata-kata seperti
itu sudah jelas bahwa sifat dari bapak Robert ini dosen killer. Itu sih hasil
analisaku, bukan.. .tapi hasil ke-sok tau-an ku. Setelah itu beliau
langsung meninggalkan kelas entah karena begitu marah karena ku tidur di
kelasnya atau karena memang sudah tidak ada lagi yang ingin disampaikan. Aku pun beranjak dari kursi dan menuju ke
gazebo di samping gedung kuliah ku untuk duduk dan memikirkan apa yang aku
alami tadi, lebih tepatnya apa yang aku mimpikan tadi. Di bangku paling
sudut gazebo a ku sendiri, tiada teman,
tiada pacar, hanya ditemani angin yang menghembuskan dedaunan kering. Jiaahh…
maklum, inilah nasib jomblo dan karena masih baru aku belum punya banyak teman.
Jangankan punya teman sekelas, memulai kenalan saja aku masih malu J
“Eee.. permisi. Boleh
duduk sini? Soalnya tempat lain udah penuh.”
“Ohh.. i..iyaa silahkan”
“Ohh meeen.. ini aku nggak mimpi kan? Kok ada bidadari
anggun banget duduk di sampingku walaupun dibatasi tas yang kutaruh di
sampingku. Semoga ini nggak mimpi.. “
“Mas..mas… “
“Eh..iya mbak.. ada apa?”
“Bisa tolong colokin
charger ini?”
“Ohh.. iya..”
Seakan masih tidak
percaya akan hadirnya cewek manis nan anggun ini aku colokin charger laptopnya ke stop kontak yang ada tepat dibawah
bangku tempatku duduk dan tersadar lagi ini bukan lagi mimpi.
This is real,ca… Wake up! (Udah Real kok wake up? )
“Eh.. kamu bukannya tadi
yang tidur waktu di kelas dan dimarahi Pak Robert kan?“
“Iyaa.. kok kamu tau? “
“Tau donk, aku kan tadi
duduk di belakang, kamu tadi duduk duduk di pinggir kan?”
“Iya.. jadi kita satu
kelas tadi?”
Alhamdulillah, ternyata
dia satu kelas denganku di kuliahnya pak Robert. Entah di matakuliah lain dia
sama satu kelas dengan ku atau tidak, tapi bisa melihatnya saja aku sudah
senang.
“ Iya..kenalin namaku
Savana Narindri. Panggil Vana aja!”
Nama yang menunjukkan
orangnya. Benar-benar nyata orangnya J Dia menyebutkan namanya sambil mengajak salaman. Hemm…
siapa sangka diajak kenalan sama bidadari yang turun dari nirwana disela
menanti jam masuk matakuliah selanjutnya.
“Aku Enna Novemico, biasa
dipanggil En…”
“Caca kan?? Hehehe” Tawa
kecilnya yang ia tutupi dengan tangan kirinya.
“Bukaann… Enca. E, N, C,
A.”
Ejaku dengan sedikit
kesal tapi senang karena dia sangat supel walaupun dia cewek dan aku cowok tapi
dengan santai dia memulai untuk berkenalan dan bercanda. Yaah.. semoga
ini awal cerita penuh makna di kampus tercinta J
“hehehe..iyaya..
bercanda”
Hari ini benar – benar
hari yang berkesan buatku. Mimpi aneh, dosen killer dan kenalan pertama yang….. tau sendiri lah J