Breaking News

Monday, April 13, 2015

Catatan Mimpi #1 : Sleep


Senin, 12 september 2010. Hari pertamaku melangkahkan kaki untuk kuliah sebagai mahasiswa resmi Psikologi disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur. Gedung kuliah yang megah dan pepohonan yang mengiringi di kiri kanan setiap bangunan di kampus ini. Aaah.. senang sekali. Tidak hanya karena diterima di kampus dan jurusan yang sesuai dengan yang ku inginkan, tapi juga suasana sejuk, dingin, dan penuh energi yang membuatku semakin bersyukur kepada Ilahi.  Ooya… lupa. Namaku Enca Novemico, biasa dipanggil Enca. Kebanyakan orang yang pertama mendengar namaku pasti berpikir kalau aku ini cewek, padahal cowok ting ting. Tinggi 168 cm, warna kulit sama dengan kebanyakan orang Jawa (coklat-coklat manis), model rambut mirip Pasha Ungu, model bibir menurutku 11-12 dengan bibirnya Ariel Peterpan, dan status JOMBLO.

Berhubung anak rantauan, aku nge-kos  dengan temanku yang suka dipanggil Jun, padahal nama lengkapnya Muhammad Junaidi. Tapi hanya aku yang memanggil dia dengan sebutan Juned. Lebih cocok dengan karakter dia yang sok tau, keppo banget dan suka becanda. Sebenarnya hampir sama, aku juga seperti itu orangnya, hanya saja jika berhadapan dengan orang yang belum dikenal atau baru saja kenal tidak bisa seperti Juned. Maklum, dia anak Jurusan Sastra Indonesia yang suka dengan teater dan sering tampil di panggung ketika SMA dulu, sudah pasti dia PD banget jika berhadapan dengan orang asing sekalipun. Tidak cuma teater, puisi, cerpen, novel, hampir semua yang berhubungan dengan sastra dia pasti suka. Berbeda denganku yang sukanya baca komik dan nonton anime. Ada lagi satu yang paling aku suka, tidur siang.

Sebagai mahasiswa baru, hal yang mendasariku memilih jurusan Psikologi itu karena waktu SMA aku sangat peka dengan perilaku / sifat teman-teman satu kelas. Bisa dibilang aku bisa menebak apa yang mereka pikirkan pada saat-saat tertentu. Bukan itu saja, waktu itu juga  karena aku pandai nyomblangin teman-temanku dengan calon pasangan mereka. Walau faktanya sampai sekarang aku sendiri belum bisa punya pasangan. Nasib… terdengar aneh, konyol dan tidak masuk akal alasan itu, But It’s my Choice and I like It!

“Bro, aku duluan ya.. gedung kuliah mu yang ini kan?” Ucap Juned sambil menepuk sebelah pundakku.
“Oke Ned.. gedungmu mana?”
“Masih luruuus belok kiri, belok kanan notok..nahh disitu.”  Sambil memperagakan dengan tangannya.
“Ooh… disitu.(Anggukku, padahal masih belum tahu dimana letakknya). Oke deh, Ntar kalau pulang duluan jangan tidur dulu ya, Ned. Aku mau minta bantuan.”  Pintaku ke Juned.
“Siipplah…”

Dan kamipun bergegas menuju gedung kuliah masing-masing. Di hari pertama ini kebetulan jadwal masuk kami sama, pukul 07.30. Berhubung masih Mahasiswa Baru, pukul 07.00 kami sudah sampai di kampus. Entahlah kalau sudah semester 3 dan seterusnya apakah tetap bisa berangkat pagi seperti ini.

*******

Di kelas, suasana hening seketika yang sebelumnya ramai dengan suara teman-teman yang saling berkenalan disebabkan dosen pertama yang mengajar Matakuliah Psikologi Umum hari ini sudah datang.

“Selamat pagi..”
“Selamat pagi, Pak.”
“Selamat datang, selamat bergabung di Jurusan Psikologi. Nama saya Robert Sujarwo. Kalian bisa memanggil saya Pak Robert.”

Aku sendiri tidak tahu apa yang dipikirkan Pak Robert dengan percaya dirinya berkata demikian. Bukan maksud menertawakan, tapi tahu lah, spontan teman-teman satu kelas sedikit menahan tawa ketika mendengar nama dosenku satu ini beserta nama panggilannya meskipun itu bagian dari nama lengkapnya. Ok Sir…  We’re ready to Learn!

Sedang mood-mood nya untuk nerima pelajaran pertama, eh.. ternyata tidak ada materi yang diajarkan, karena masih pertemuan pertama yang ada hanya perkenalan dan kontrak kuliah. Jadi boring dan garing di kelas, alhasil penyakitku pun kambuh, kantuk! Maklum, kemarin nonton film sampai larut.



Tak menghiraukan apakah Pak Robert ini killer atau tidak, karena aku juga belum bisa menganalisa seperti apa Pak Robert itu. Yaaa.. biasalah.. orang Psikologi selain pintar menganalisa orang kadang pintar juga menyembunyikan kepribadiannya… termasuk Pak Jarwo ini,eh..salah. Pak Robert #ngeles

Tiba-tiba mata mulai tertutup. Gelap, sangat gelap dan beberapa waktu kemudian badan serasa ditarik ke dalam lubang hitam dengan sangat cepat sehingga aku pun kaget dan tersadar. Akan tetapi aku merasakan hal yang aneh saat membuka mata. Orang – orang di dalam kelas sama halnya dengan ketika aku sebelum tertidur, tapi saat kucoba  melihat ke atas ruangan seperti berada di suatu tempat yang tidak masuk akal. Seperti ada di luar angkasa, langit hitam penuh bintang. Tapi semua orang di kelas termasuk Pak Robert serasa hal itu biasa saja dan hanya aku yang bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

“Mas yang ndlongop… Siapa namanya?”

Bagi yang tidak tahu apa itu ndlongop, itu merupakan bahasa jawa gaul yang artinya kurang lebih wajah dengan pandangan kosong dengan mulut sedikit terbuka. Bahasa Indonesianya mungkin bengong.

“Eh… Iya Pak, nama saya Enca”
“Ohh..Mas Caca.. “ Serentak seisi ruangan tertawa karena Pak Robert memanggil namaku dengan ahh..tau sendirilah.
”Hehehe..Enca, Pak.” Aku tertawa sedikit mengikuti suasana, tapi dalam hati ya astagfirullahhaladzim.
“Mas Enca.. coba kamu jelaskan Pengertian Psikologi menurut Cliford T. Morga !”
“Mampus dahh,… Siapa itu coba? Kenal aja enggak.”

Dalam hati bicara seperti itu sambil memasukkan kelingking ke hidung. Eh.keliru, sambil garuk-garuk kepala. Sembari berpikir jawaban pertanyaan dari Pak Jarwo, aku jadi teringat kembali kalau tadi awalnya tidak ada materi yang disampaika, hanya perkenalan dan kontrak perkuliahan saja,

“Kenapa tiba-tiba ada pertanyaan tentang itu? Dan yang lebih aneh lagi kenapa atap ruang kelas bukan berupa atap melainkan seperti di luar angkasa? Aaaarggh!”

Dengan beberapa pemikiran yang membuat akal sehatku sedikit pusing ini, akhirnya aku sadar bahwa sebenarnya aku belum benar-benar sadar. Bingung? Sama.. #becanda. 


Kutarik kesimpulan kalau aku sekarang ini berada di dalam mimpi dan belum terbangun dari tidurku yang sesungguhnya. Sekarang aku berada di mimpi dengan atar tempat Ruang Kelas dengan tokoh-tokoh yang sama namun ada beberapa alur cerita yang berbeda dan juga bagian atap yang berbeda pula. Hal itu ku sadari selain dari hal-hal aneh yang sudah disebutkan di atas tapi juga aku melihat ada salah seorang teman yang duduk di sebelahku memakai baju yang berbeda dari saat pertama duduk dibangku.Pada akhirnya, aku dengan berani menjawab dengan lantang dan keras pertanyaan Pak Robert, sebab aku tahu ini hanyalah mimpi.



”Enca ???” Panggil Pak Robert dengan nada agak marah.
“Iya pak.. jadi jawabannya itu… SAYA TIDAK TAHU!!!!!”  Jawabku sambil teriak dan membuat semua yang berada dalam ruang terdiam.

Perlahan Pak Robert berjalan mendekatiku. Aku sih santai-santai saja sebab tahu kalau ini semua mimpi. Dengan kumisnya yang tebal itu Pak Robert memandangiku tepat di depan wajahku. Pikirku romantis banget nih Scene, berhadapan wajah jarak Cuma 5 mm (karena 5 cm sudah terlalu mainstream) tapi tidak dengan Pak Robert juga kaliii… Aku yakin Dosen dimimpi ku ini akan teriak atau minimal marah-marah. And yup, that’s True..

“KAMU JAWAB APA TADII????  ‘SAYA TIDAK TAHU?’ MEMANGNYA KAMU SIAPA,HAAA??“ 
Buju buseet… hal yang tidak asyik dalam mimpi atau pun dalam realitapun terjadi. Dimarahin? Bukan.. tapi terkena semburan (tidak perlu dijelaskan dalam wujud gas,cair,atau padat semburan itu.. tau sendirilah)


“Saya Enca Novemico, MAHASISWA PSIKOLOGI YANG INGIN SUKSES SEPERTI MARIO TEGUH.” 

Teriakku balik ke Pak Robert sambil menutup mata agar tidak terkena semprot lagi kalau orangnya menjawab kata-kataku tadi)
1 detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik… berdetik – detik kemudian tak terdengar apa-apa di telingaku. Entah itu suara Pak Robert atau teman-teman sekelasku. Hening.. perlahan ku buka mata.
dan Tarraaaaaaa………….. (sound effect).

Ternyata aku sudah berada di tempat lain yang sepertinya sudah tak asing lagi, tapi dimana ya ??

Next episode >>

No comments:

Post a Comment

Designed By VungTauZ.Com