Breaking News

Monday, April 13, 2015

Catatan Mimpi #2 : Sleep


Dan Tarraaaaa………….. (sound effect).
Ternyata aku sudah berada di tempat lain yang sepertinya sudah tak asing lagi… tapi dimana ya ???

“Baik, tiba saatnya kita pada sesi pertanyaan. Silahkan bagi penonton yang ingin bertanya angkat tangannya! Yaak… silahkan! “


Seru seseorang yang sepertinya menjadi pembawa acara di acara ini. Sambil bingung, aku lihat sekeliling banyak sekali penonton dihadapanku. Ditambah kenapa aku tiba-tiba memakai jas bagus dan rapi. Seketika aku baru menyadari bahwa aku berada di acara seperti Mario Teguh dan aku yang jadi seperti Mario Teguhnya. 


Ohh meenn…. Apa-apaan ini ? Oh iyaa.. inikan masih di dalam mimpi. Oke, nggak masalah”
Batinku sembari mendengarkan pertanyaan yang samar dari seorang ibu  yang cantik nan anggun J


“Nama saya Dewi Sari. Begini Pak, saya dulu sempat diejek..bahkan dihina oleh seorang teman saya sewaktu kuliah bahwa saya nggak akan pernah sukses.. Jangan kan sukses, dia juga bilang berprestasi di kampus saja mungkin tidak bisa. Tapi sekarang saya sudah buktikan bahwa saya bisa seperti ini. Saya bekerja disebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT dan menjadi salah satu petinggi disana. Nahh.. pada suatu hari.. melalui facebook dia meminta maaf kepada saya karena sudah pernah menghina saya dan dengan mudahnya kemudian dia meminta untuk dicarikan pekerjaan di perusahaan tempat saya bekerja. Jujur saya masih tidak bisa melupakan hinaan dari dia karena pada waktu itu sungguh menyakitkan hati hinaan tesebut. Jadi apakah yang seharusnya saya lakukan dengan teman saya itu. Walaupun ada rasa kasihan juga karena sejak lulus hingga sekarang dia belum punya pekerjaan tetap. Terima kasih”

Disertai tepuk tangan dari penonton lain setelah Ibu Dewi memaparkan pertanyaannya, aku sedikit melonggarkan kerah dan meneguk air ludahku agak berat karena msekipun pertanyaan itu umum, tapi ini kan baru pertama kalinya ku di depan banyak sebagai obyek mereka. Dan lagi.. aku disadarkan dengan pikiran bahwa ini semua hanya mimpi.

Yeah.. It’s just a dream. My dreams!
Aku susun segera kepercayaan diriku yang sebelumnya jantung berdetak dua kali lebih cepat saat aku tidur (aku kan memang masih tidur sebenarnya #ngakak) dan sekarang siap untuk menjawab pertanyaan ibu itu. Dengan satu tarikan nafas agak panjang dan . . .

“Baik, pertanyaan dari Ibu Dewi.. Sempat dihina.. dulu ya bu waktu kuliah dan sekarang masih kesal dengan hinaan itu. Begini sahabat – sahabat ku yang suuperr. Hidup itu memang penuh celaan. Entah itu yang kita ketahui maupun tidak. Tapi bukan berarti dari celaan itu kita sakit hati terus menerus. Kadangkala kita justru berterima kasih kepada mereka  yang mencela kita. Bisa jadi dengan hadirnya celaan itu kita bisa lebih giat lagi, lebih giat dalam menambah ilmu kita, menambah dalam beribadah, dan menambah usaha kita untuk menunjukkan kepada mereka dan dunia baha KITA BISA!!! 

Coba anda bayangkan, jika tanpa celaan itu kita mugkin masih ‘jalan di tempat’ dan menganggap semuanya normal dan serba cukup tanpa harus melakukan hal yang extra. Dan itu mungkin awal anda jauh dari kata ‘SUKSES’ itu. “


Di acara ini, pasti ada layar yang bisa dituliskan dengan pena digital. Entah apa namanya.. aku tuliskan saja sebuah kata – kata yang tiba-tiba datang melewati otakku yang ukurannya tidak begitu besar ini.
Ulat akan dipuji dan diakui setelah menjadi kupu-kupu

Manusia pun demikian
Akan diakui dan dipuji setelah mencapai “kesuksesan”
Dan ketika belum menggapai kata “sukses” itu
Kita takkan dianggap siapa-siapa atau bahkan akan dihina
Janji-NYA kan terbukti.. bahwa semua akan indah pada waktunya..


“Dan... Sebagai sesama manusia kita wajib untuk memaafkan. Bahkan kita harusnya berterima kasih dengan kata-kata pedas mereka,  kita bisa menjadi seperti ini. Meminta maaf itu mudah, tapi memaafkan itu sulit. Hal sulit itulah yang membuat kita lebih mulia jika kita bisa melakukannya dengan ikhlas  yaitu memaafkan . ITU!!!!“

Prook..prook..prook…suara sepatu kuda.. hehehe  ya bukan lah.. suara tepuk tangan penonton yang meriah setelah aku berucap kata ITU!!! Sambil menunjukkan jari telunjukku ke depan. Ehmm… entah perasaan apa yang aku rasakan sekarang.  Walaupun  hanya mimpi tapi tepuk tangan mereka seperti merasuk ke saraf otak dan membuat ku tersenyum , senyum yang sangat lebar dan tidak bisa sedikit menutupi kegembiraanku pada waktu itu. Hingga pada akhirnya…

“Ehemmm….Ehemm….”  Suara serak berat terdengar dan sepertinya aku pernah mengenal suara itu.
“Enak tidurnya, mas? Mimpi apa?”  Senyum setengah ikhlas bahkan tidak ikhlas sama sekali yang terpampang nyata di depanku. Yup.. betul sekali. Senyum dari Pak Robert Sujarwo.
“Eeee…enak pak. Tadi mimpiin bapak. Eh…” Jawabku PD dengan senyum cengar cengir,  tapi sebentar. Apakah ini mimpi atau bukan?
“Hahahahahaa….”
“S E M U A    D I A A A M !!! Siapa nama kamu?”
Tegas Pak Robert agar seisi ruangan diam.  Sambil melototin aku meski kali ini tidak tepat dihadapanku tapi ngeri´juga melihatnya marah.
“Sial, ini berarti aku sudah bangun dan benar-benar nggak di dalam mimpi. Aduuh..gawatt!”
“Na...nama saya Enca,pak.. bukan Caca.”  Jawaban yang sangat bodoh ku katakan ke pak Rbert yang jelas pasti tambah marah karena aku tertidur tadi.
“Baru hari pertama masuk kuliah sudah berani yaa… Untung masih pertama bertemu jadi untuk kali ini saya maafkan. Tapi untuk lain kali tidak ada maaf bagi kamu dan juga bagi kalian semua yang gaduh, tidak memperhatikan, bermain gadget, dan tidur seperti mas Caca yang ganteng  ini.”

Dengan kata-kata seperti itu sudah jelas bahwa sifat dari bapak Robert ini dosen killer. Itu sih hasil analisaku, bukan.. .tapi  hasil ke-sok tau-an ku. Setelah itu beliau langsung meninggalkan kelas entah karena begitu marah karena ku tidur di kelasnya atau karena memang sudah tidak ada lagi yang ingin disampaikan.  Aku pun beranjak dari kursi dan menuju ke gazebo di samping gedung kuliah ku untuk duduk dan memikirkan apa yang aku alami tadi, lebih tepatnya apa yang aku mimpikan tadi. Di bangku paling sudut  gazebo a ku sendiri, tiada teman, tiada pacar, hanya ditemani angin yang menghembuskan dedaunan kering.  Jiaahh… maklum, inilah nasib jomblo dan karena masih baru aku belum punya banyak teman. Jangankan punya teman sekelas, memulai kenalan saja aku masih malu J

“Eee.. permisi. Boleh duduk sini? Soalnya tempat lain udah penuh.”
“Ohh.. i..iyaa silahkan”
“Ohh meeen.. ini aku nggak mimpi kan? Kok ada bidadari anggun banget duduk di sampingku walaupun dibatasi tas yang kutaruh di sampingku. Semoga ini nggak mimpi.. “
“Mas..mas… “
“Eh..iya mbak.. ada apa?”
“Bisa tolong colokin charger ini?”
“Ohh.. iya..”
Seakan masih tidak percaya akan hadirnya cewek manis nan anggun ini aku colokin charger laptopnya ke stop kontak yang ada tepat dibawah bangku tempatku duduk dan tersadar lagi ini bukan lagi mimpi.

This is real,ca… Wake up! (Udah Real  kok wake up? )
“Eh.. kamu bukannya tadi yang tidur waktu di kelas dan dimarahi Pak Robert kan?“
“Iyaa.. kok kamu tau? “
“Tau donk, aku kan tadi duduk di belakang, kamu tadi duduk duduk di pinggir kan?”
“Iya.. jadi kita satu kelas tadi?”
Alhamdulillah, ternyata dia satu kelas denganku di kuliahnya pak Robert. Entah di matakuliah lain dia sama satu kelas dengan ku atau tidak, tapi bisa melihatnya saja aku sudah senang.

“ Iya..kenalin namaku Savana Narindri. Panggil Vana aja!”
Nama yang menunjukkan orangnya. Benar-benar nyata orangnya J Dia menyebutkan namanya sambil mengajak salaman. Hemm… siapa sangka diajak kenalan sama bidadari yang turun dari nirwana disela menanti jam masuk matakuliah selanjutnya.

“Aku Enna Novemico, biasa dipanggil En…”
“Caca kan?? Hehehe” Tawa kecilnya yang ia tutupi dengan tangan kirinya.
“Bukaann… Enca. E, N, C, A.”
Ejaku dengan sedikit kesal tapi senang karena dia sangat supel walaupun dia cewek dan aku cowok tapi dengan santai dia memulai untuk berkenalan dan bercanda.  Yaah.. semoga ini awal cerita penuh makna di kampus tercinta J

“hehehe..iyaya.. bercanda”

Hari ini benar – benar hari yang berkesan buatku. Mimpi aneh, dosen killer dan  kenalan pertama yang….. tau sendiri lah J

No comments:

Post a Comment

Designed By VungTauZ.Com